Blogger templates

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 25 Oktober 2011

TUGAS SOFTSKILL 1

SIM
Menurut Gordon B. Davis, informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang.
Penulis lain, Burch dan Strater, menyatakan: informasi adalahpengumpulan atau pengolahan data untuk memberikan pengetahuan atau keterangan.
Sedangkan George R. Terry, Ph. D. menyatakan bahwa informasi adalahdata yang penting yang memberikan pengetahuan yang berguna.
Jadi, secara umum informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang.
Untuk memperoleh informasi yang berguna, tindakan yang pertama adalah mengumpulkan data, kemudian mengolahnya sehingga menjadi informasi. Dari data-data tersebut informasi yang didapatkan lebih terarah dan penting karena telah dilalui berbagai tahap dalam pengolahannya diantaranya yaitu pengumpulan data, data apa yang terkumpul dan menemukan informasi yang diperlukan
George R. Terry, Ph. D. menjelaskan, berguna atau tidaknya informasi tergantung pada beberapa aspek, yaitu:


1. Tujuan si penerima
Apabila informasi itu tujuannya untuk memberikan bantuan maka informasi itu harus membantu si penerima dalam usahanya untuk mendapatkannya.


2. Ketelitian penyampaian dan pengolahan data
penyampaian dan mengolah data, inti dan pentingnya info harus dipertahankan.


3. Waktu
Informasi yang disajikan harus sesuai dengan perkembangan informasi itu sendiri.


4. Ruang dan tempat
Informasi yang didapat harus tersedia dalam ruangan atau tempat yang tepat agar penggunaannya lebih terarah bagi si pemakai.


5. Bentuk
Dalam hubungannya bentuk informasi harus disadari oleh penggunaannya secara efektif, hubungan-hubungan yang diperlukan, kecenderungan-kecenderungan dan bidang-bidang yang memerlukan perhatian manajemen serta menekankan informasi tersebut ke situasi-situasi yang ada hubungannya.


6. Semantik
Agar informasi efektif informasi harus ada hubungannya antara kata-kata dan arti yang cukup jelas dan menghindari kemungkinan salah tafsir.
Jelaslah bahwa agar informasi itu menjadi berguna harus disampaikan kepada orang yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam bentuk yang tepat pula.
Tidak semua data merupakan informasi. Ada kantor-kantor yang menyimpan data-data atau catatan yang sebenarnya tidak ada gunanya. Sebaliknya informasi yang diperlukan dilengkapi dengan data.


Hal tersebut sudah banyak di pakai oleh persahaan besar terutama yang bergerak di bidang advertising.


Kebutuhan Sistem Informasi Dalam Mengelola PerusahaanPDFPrintE-mail

Persaingan di bidang bisnis pada masa sekarang meningkatkan kebutuhan manajemen akan informasi. Manajemen membutuhkan informasi yang akurat dan cepat yang disajikan dalam bentuk yang informatif sebagai dasar pengambilan keputusan. Informasi yang dibutuhkan berasal dari lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Penguasaan terhadap informasi yang berasal dari kedua lingkungan tersebut sangat penting dalam menentukan strategi yang tepat dalam persaingan bisnis yang sedang terjadi.

Informasi yang berasal dari lingkungan internal didapat dengan melakukan pemrosesan terhadap dokumen-dokumen yang digunakan sebagai pencatatan dan bukti transaksi yang terjadi. Menurut Chuck Williams dalam bukunya yang berjudul Manajemen, informasi akan bermanfaat jika akurat, lengkap, relevan, dan tepat waktu. Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari informasi yang berasal dari lingkungan internal dibutuhkan suatu mekanisme pemrosesan yang memenuhi komponen tersebut. Solusi yang tepat untuk masalah ini adalah dengan menggunakan sistem informasi yang tepat.

Selain untuk kebutuhan manajemen, sistem informasi yang tepat dibutuhkan juga untuk memperlancar proses bisnis yang ada di dalam perusahaan. Sistem informasi yang terpusat dan digunakan oleh setiap bagian yang ada di perusahaan akan mempercepat pertukaran informasi yang akurat dari dan ke setiap bagian. Dengan demikian, proses bisnis yang terjadi di dalam perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien.

Melihat permasalahan dan solusi yang dijelaskan di atas, pperusahaan membutuhkan sistem informasi yang dapat melakukan proses data menjadi informasi yang akurat, lengkap, relevan, dan tetap waktu. 

5 aspek utama yang dikelola oleh sebuah manajemen adalah:
1. man <orang yang melakukan kegiatan>
2. money <mengatur dan mengendalikan perputaran uang di dalamnya>
3. material <adanya product barang/jasa>
4. metode <adanya sebuah system>
5. contol <sebuah pengendalian>



Faktor atau Elemen Lingkungan yang Mempengaruhi Dunia Usaha / Bisnis Umum Secara Tidak Langsung - Ilmu Ekonomi Manajemen



Dalam dunia usaha terdapat banyak hal yang berpengaruh terhadap kesinambungan dunia usaha pada suatu daerah tertentu. Variable-variabel di bawah ini secara tidak langsung memberi efek pada suatu perusahaan. Setiap perusahaan memiliki resistansi atau daya tahan masing-masing terhadap setiap faktor yang berbeda-beda.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi dunia usaha secara tidak langsung ini berada di luar dari elemen pihak internal dan eksternal yang telah dijelaskan pada artikel bagian lain. Secara bersamaan dengan faktor internal dan eksternal dengan faktor lingkungan mempengaruhi kondisi dunia usaha.
1. Variabel Sosial
- Faktor demografik/demografis : seperti jumlah, komposisi, dan pertumbuhan penduduk suatu wilayah atau area.
- Faktor gaya hidup : selera masyarakat, trend yang sedang digandrungi, dan lain sebagainya.
- Faktor nilai sosial : adat-istiadat, norma yang berlaku, kebiasaan, dan lain-lain.
2. Variabel Ekonomi
Berkaitan erat dengan indikator ekonomi yang bersifat umum mengukur tabungan, investasi, produktivitas, lapangan kerja, kegiatan pemerintah, transaksi perdagangan internasional, pendapatan, produk nasional dan lain sebagainya.
3. Variabel Politik
Faktor-faktor yang terkait dengan kondisi atau iklim perpolitikan di suatu daerah.
4. Variabel Teknologi
Kemajuan di bidang teknologi yang berubah-ubah dari waktu ke waktu yang terkadang sangat cepat sangat mempengaruhi dunia usaha. Perusahaan yang statis dan tidak mengikuti perkembangan teknologi cenderung tertinggal dibandingkan dengan perusahaan yang terus menerus melakukan adaptasi teknologi untuk membuat operasional usah menjadi lebih efektif dan efisien.

Jumat, 07 Oktober 2011

Tugas Softskill

SISTIM INFORMASI MANAJEMEN

1. Uraian singkat mengenai definisi Informasi, kebutuhan informasi apa yang sangat mendasar bagi suatu perusahaan dalam mengembangakan manajemennya..

Definisi dari Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Dalam hal ini data adalah representasi dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai,mahasiswa,pelanggan), hewan, peristiwa, konsep, keadaan dll, yang di rekam dalam bentuk angka, huruf, simbol, text, gambar, bunyi atau kombinasinya. Ada point-point penting yang sangat mendasar bagi suatu perusahaan untuk kebutuhan informasi dalam mengembangkan manajemennya yaitu :
• Mampu bersaing di pasar Global
• Mampu mengatur Sistem Informasi Manajemen dengan baik
• Mempunyai Team Work yang baik
• Mempunyai akses yang mudah

Contoh yang memanfaatkan informasi adalah perusahaan penerbangan Garuda Indonesia

Tepat pada tanggal 26 Januari 1949 – pesawat RI-001 Seulawah diterbangkan dari Calcutta, India menuju Rangon, ibukota Burma sebagai penerbangan niaga. Untuk mengabadikan dan mengenang misi komersial yang dilaksanakan oleh Seulawah tersebut, kemudian peristiwa itu diperingati sebagai hari lahirnya Garuda Indonesia, yang ketika itu bernama Indonesian Airways, maskapai penerbangan komersial pertama yang mengudara membawa bendera Republik Indonesia.
Pada tanggal 1 Maret 1950 Garuda Indonesia baru dapat beroperasi dengan sejumlah pesawat yang diterima pemerintah Republik Indonesia dari perusahaan penerbangan KLM.
Armada Garuda Indonesia yang pertama untuk melayani jaringan penerbangan di dalam negeri terdiri dari 20 pesawat DC-3/C-47 dan 8 pesawat jenis PBY – Catalina Amphibi. Untuk melebarkan sayapnya, Garuda kemudian mengadakan pembaruan armadanya untuk melayani penerbangannya. Jaringan penerbangan Garuda Indonesia diperluas meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia kecuali Irian Jaya sedangkan ke luar negeri menjangkau kota – kota seperti Singapura, Bangkok dan Manila.
Garuda semakin berkembang dan seluruh pesawatnya kemudian terdiri dari pesawat bermesin jet. Kekuatan armadanya berturut – turut ditambah dengan tipe – tipe pesawat seperti DC-10, MD-11, Boeing 747, 737, Airbus 300 dan Airbus 330.

GARUDA INDONESIA TERBUKTI PADA “E-LEARNING AWARD 2007â€
Meraih penghargaan tentulah bukan merupakan sesuatu yang khusus, Garuda Indonesia tuju. Namun demikian, kesuksesan telah terbukti di tahun lalu atas penerimaan penghargaan “ E-Learning Award 2007” “ peringkat pertama kategori “ The Best Online Learning” untuk kelompok Perusahaan – pada tanggal 8 Nopember 2007 lalu , tentu memberikan nilai dan makna tersendiri saat Garuda Indonesia tengah dalam proses transformasi bisnis, guna mempersiapkan perusahaan dapat bertahan dalam jangka panjang.

Kompetisi yang diselenggarakan majalah SWA bekerjasama dengan DPN PUSTEKKOM (Departemen Pendidikan Nasional Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan) ini, dilatarbelakangi meningkatnya penggunaan program berbasis teknologi informasi di berbagai kalangan, termasuk untuk pembelajaran di dunia pendidikan ataupun korporat.

“E - Learning Award 2007” ini diikuti sekitar 178 institusi, dengan kategori kepesertaan “ Best Online Learning” (kelompok perusahaan & non perusahaan) diikuti 49 peserta ; “Best School Website” diikuti 56 peserta ; “Best Educational Software Developer” 18 peserta ; “Best School’s Project” (learning materials) 29 peserta dan “Best Educational Software Development Proposal” sebanyak 26 peserta.

Apresiasi kiranya perlu kita berikan kepada rekan-rekan di Garuda IndonesiaTraining Centre, yang dengan inovasi dan kreatifitasnya dapat memanfaatkan sumber daya murah, yakni dengan program open source bernama Moodle untuk dikembangkan menjadi software Learning Management System(LMS). Keberadaan sumber daya dan komunitas Garuda yang tersebar menjadi salah satu pertimbangan dikembangkannya implementasi e-Learning tersebut.

“e-Learning is the next major killer application ”, demikian prediksi yang dikemukakan John Chambers , CEO Cisco System – perusahaan terkemuka bidang teknologi informasi - enam tahun silam. Kini, seiring perkembangan internet, penggunaan e-learning pun tumbuh pesat sebagai salah satu strategic tool dalam mencapai objektif perusahaan. Penggunaan teknologi informasi, dalam hal ini internet, kini memang telah dikembangkan untuk menyampaikan berbagai macam solusi guna meningkatkan pengetahuan dan kinerja perusahaan.

Garuda sendiri sejauh ini telah mengembangkan dan menerapkan berbagai aplikasi berbasis teknologi informasi untuk meningkatkan daya saing; diantaranya proses pengadaan secara online (e-Procurement) dan melakukan lelang real-time online (e-Auction) yang di akhir tahun 2006 mendapatkan penghargaan “E-Procurement & E-Auction Award” kategori ‘application of B2B’ dari Kementrian Negara BUMN.

Perusahaan pun sejak Mei 2006 telah (mulai) menerapkan e-ticketing sesuai dengan ketentuan IATA bahwa semua airlines yang menjadi anggota IATA harus sudah menerapkan sistem e-ticketing secara menyeluruh pada akhir bulan Mei 2008. Bagi Garuda Indonesia, transformasi melalui pemanfaatan teknologi menjadi sangat berarti; selain karakteristik industri penerbangan yang padat teknologi juga industri ini penuh dengan tuntutan akan inovasi dalam meraih keunggulan bersaing (competitive advantage).

Dalam kaitan ini pula, dua dari direktur / figur Board of Directorsyang baru (Direktur Strategi & Teknologi Informasi dan Direktur Keuangan) yang ditetapkan Kantor Kementrian BUMN dan Komisaris, terdapat direktur yang khusus menangani strategi dan teknologi informasi, agar pengembangan strategi Garuda Indonesia ke depan dapat didukung oleh teknologi informasi yang lebih sophisticated , sejalan dengan tuntutan lingkungan industri yang dinamis dan kompetitif dewasa ini.


2. Lima bentuk sumber yang di kelola oleh seorang menajemen...

• Reliability (Kehandalan)

Yaitu kemanpuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketetapan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan.

• Responsiveness (Daya Tanggap)
Yaitu kemampuan maskapai penerbangan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada para pelanggan dengan penyampaian informasi yang jelas.

• Assurance (Jaminan)
Adanya kepastian yaitu pengetahuan, kesopan santunan dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada pelayanan perusahaan yang memiliki beberapa komponen antara lain : komunikasi, kredibilitas, keamanan, kompetensi dan sopan santun.

• Empathy (Empati)
Yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individu atau pribadi yang dierikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan komsumen. Dimana suatu perushaan diharapkan memiliki pengerian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami keutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoprasian yang nyaman bagi pelanggan.

• Tangibles (Bukti Langsung)
Yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata pelayanan yang diberikan perusahaan.


3. Elemen Lingkungan adalah organisasi/individu yang berada di luar perusahaan dan mempunyai pengaruh langsung/tak langsung pada perusahaan. Elemen-elemen lingkungan manakah yang dapat secara mudah behubungan dengan perusahaan yang menggunakan transmisi elektronik...

• Lingkuangan sosial
Masyarkat menengah ke bawah yang masih memikir untuk mengunakan pelayanan jasa penerangan dengan alasan ralatif mahal biayanya dan cenderung menggunakan alat transpormasi seperti kereta api, bus dan kapal laut. Sedangkan untuk masyarakat menegah ke atas sebagian besar memilih menggunakan pelayanan jasa pernerbangan mungkin dengan alasan lebih cepat, aman dan nyaman.

• Kemajuan Teknologi Informasi
Memudahkan masyarakat atau instansi-instansi pemerintah untuk dapat mengakses dengan cepat melalui internet, untuk dapat meliahat jadwal penerbangan, harga tiket dll.

• Faktor Politik
Menyebabkan para pengguna pesawat enggan untuk berbergian ke suatu daerah yang sedang rawan politik yang sedang memanas, dikarnakan suasana tidak memungkinkan untuk berkunjung ke daerah tersebut.

Senin, 30 Mei 2011

kepemimpinan



KEPEMIMPINAN

KEPEMIMPINAN
Apakah arti kepemimpinan? Menurut sejarah, masa “kepemimpinan” muncul pada abad 18. Ada beberapa pengertian kepemimpinan, antara lain:

1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).

2. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).

3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).

4. Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.

5. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).

6. Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.

Ciri-Ciri Seorang Pemimpin
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas.[3] Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Kepemimpinan Yang Efektif
Barangkali pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian kepemimpinan ini telah menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas kepemimpinan.[4] Terdapat nasihat tentang siapa yang harus ditiru (Attila the Hun), apa yang harus diraih (kedamaian jiwa), apa yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus diperjuangkan (karisma), perlu tidaknya pendelegasian (kadang-kadang), perlu tidaknya berkolaborasi (mungkin), pemimpin-pemimpin rahasia Amerika (wanita), kualitas-kualitas pribadi dari kepemimpinan (integritas), bagaimana meraih kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana menjadi pemimipin yang otentik (temukan pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum alam kepemimpinan (jangan tanya).[4] Terdapat lebih dari 3000 buku yang judulnya mengandung kata pemimipin (leader).[4] Bagaimana menjadi pemimpin yang efektif tidak perlu diulas oleh sebuah buku.[4] Guru manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa kalimat: "pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi, mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata.[4]
Kepemimpinan Karismatik
Max Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuan pertama yang membahas kepemimpinan karismatik.[5] Lebih dari seabad yang lalu, ia mendefinisikan karisma (yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti "anugerah") sebagai "suatu sifat tertentu dari seseorang, yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai kemampuan atau kualitas supernatural, manusia super, atau paling tidak daya-daya istimewa.[5] Kemampuan-kemampuan ini tidak dimiliki oleh orang biasa, tetapi dianggap sebagai kekuatan yang bersumber dari yang Ilahi, dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin.[5]

TUGAS DAN PERAN PEMIMPIN
Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
Pemimpin bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi.

Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas).
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.

Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.

Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.

Manajer adalah seorang mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).

Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.

Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.

Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :
1. Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
2. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
3. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator
PRINSIP- PRINSIP DASAR KEPEMIMPINAN

Prinsip, sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau organisasi. Menurut Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan sebagai sebuah kompas/petunjuk yang tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut:

1. Seorang yang belajar seumur hidup
Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.

2. Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.

3. Membawa energi yang positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;


a. Percaya pada orang lain
Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.



b. Keseimbangan dalam kehidupan
Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.

c. Melihat kehidupan sebagai tantangan
Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.

d. Sinergi
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.

e. Latihan mengembangkan diri sendiri
Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses daalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan: (1) pemahaman materi; (2) memperluas materi melalui belajar dan pengalaman; (3) mengajar materi kepada orang lain; (4) mengaplikasikan prinsip-prinsip; (5) memonitoring hasil; (6) merefleksikan

kepada hasil; (7) menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi; (8) pemahaman baru; dan (9) kembali menjadi diri sendiri lagi.

Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya: (1) kemauan dan keinginan sepihak; (2) kebanggaan dan penolakan; dan (3) ambisi pribadi. Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses pengembangan pribadi. Perkembangan intelektual seseorang seringkali lebih cepat dibanding perkembangan emosinya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mencapai keseimbangan diantara keduanya, sehingga akan menjadi faktor pengendali dalam kemampuan intelektual. Pelatihan emosional dimulai dari belajar mendengar. Mendengarkan berarti sabar, membuka diri, dan berkeinginan memahami orang lain. Latihan ini tidak dapat dipaksakan. Langkah melatih pendengaran adalah bertanya, memberi alasan, memberi penghargaan, mengancam dan mendorong. Dalam proses melatih tersebut, seseorang memerlukan pengontrolan diri, diikuti dengan memenuhi keinginan orang.

Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan dari pada bergantung pada kekuatan dari luar. Kekuatan dan kewenangan bertujuan untuk melegitimasi kepemimpinan dan seharusnya tidak untuk menciptakan ketakutan. Peningkatan diri dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap sangat dibutuhkan untuk menciptakan seorang pemimpin yang berpinsip karena seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga emosional (IQ, EQ dan SQ).

Tipe - tipe kepemimpinan

Tipe Otokratik
Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif.Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk :
1. Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka.
2. Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
3. Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain:
1. Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya.
2. Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya.
3. Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi.
4. Menggunakan pendekatan punitif dalamhal terhadinya penyimpangan oleh bawahan.
Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masuarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.

Tipe Kharismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.

Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi

Teori kepemimpinan

Teori Great Man dan Teori Big Bang
• Kepemimpinan merupakan bakat atau bawaan sejak seseorang lahir
• Bennis & Nanus (1990) menjelaskan bhw teori ini berasumsi pemimpin dilahirkan bukan diciptakan
• Kekuasaan berada pd sejumlah org tertentu, yang melalui proses pewarisan memiliki kemampuan memimpin atau karena keberuntungan memiliki bakat untuk menempati posisi sebagai pemimpin
• “Asal Raja Menjadi Raja”
• Suatu peristiwa besar menciptakan seseorang menjadi pemimpin
• Mengintegrasikan antara situasi dan pengikut
• Situasi mrpk peristiwa besar seperti revolusi, kekacauan/kerusuhan, pemberontakan, reformasi dll
• Pengikut adalah orang yang menokohkan seseorang dan bersedia patuh dan taat

Teori Sifat (Karakteristik) Kepribadian Trait Theories:
• Seseorg dpt menjadi pemimpin apabila memiliki sifat yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin
• Titik tolak teori : keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat kepribadian baik secara fisik maupun psikologis
• Keefektifan pemimpin ditentukan oleh sifat, perangai atau ciri kepribadian yang bukan saja bersumber dari bakat, tapi dari pengalaman dan hasil belajar .

Karakteristik kepribadian, Cheser
• Sifat-sifat Pribadi : Fisik, kecakapan (skill), teknologi, daya tanggap (perpection), pengetahuan (knowledge), daya ingat (memory), imajinasi (imagination)
• Sifat-sifat pribadi yang merupakan watak yang lebih subyektif,yakni keunggulan seorang pemimpin dalam keyakinan, ketekunan, daya tahan, keberanian dll .

Karakteristik kepribadian, Davis
• Ada 4 sifat umum yang efektif :
1. Kecerdasan
2. Kedewasaan dan keluasan pandangan sosial
3. Motivasi diri dan dorongan
4. Sikap-sikap hubungan sosial

Karakteristik kepribadian, Collons dalam A Dale Tempe (1993)
Sifat yg harus dimiliki pemimpin agar dapat mengefektifkan organisasi adalah
• Kelancaran berbicara
• Kemampuan memecahkan masalah
• Pandangan ke dalam masalah kelompok (organisasi)
• Keluwesan
• Kecerdasan
• Kesediaan menerima tanggung jawab
• Keterampilan sosial
• Kesadaran akan diri sendiri dan lingkungannya

Karakteristik kepribadian, Yulk dalam Hersey dan Blanchard (1998)
Karakteristik pemimpin sukses terdiri dari :
• Cerdas
• Terampil secara konseptual
• Kreatif
• Diplomatis dan taktis
• Lancar berbicara
• Memiliki pengetahuan ttg tugas kelompok
• Persuasive
• Memiliki keterampilan sosial
Sedangkan Robins (1996) mengatakan bhw teori ini adalah teori yang mencari ciri-ciri kepribadian sosial, fisik atau intelektual yang membedakan pemimpin dan yang bukan pemimpin .

Karakteristik kepribadian, Bennis dalam Hersey dan Blanchard (1998)
• Management of Attention
(kemampuan mengkomunikasikan tujuan atau arah yg dpt menarik perhatian anggota)
• Management of Meaning
(kemampuan menciptakan dan mengkomunikasikan makna tujuan secara jelas)
• Management of Trust
(kemampuan untuk dipercaya dan konsisten)
• Management of Self
(kemampuan mengendalikan diri dalam batas kekuatan dan kelemahan)



Teori Perilaku (Behavior Theories)
• Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan
• Gaya atau perilaku kepemimpinan tampak dari cara melakukan pengambilan keputusan, cara memerintah (instruksi), cara memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat bawahan, cara membimbing dan mengarahkan, cara menegakkan disiplin, cara memimpin rapat, cara menegur dan memberikan sanksi

Beberapa Teori Perilaku
• Teori X dan Y
• Studi Kepemimpinan Universitas IOWA
• Studi Kepemimpinan Universitas OHIO
• Studi Kepemimpinan Universitas Michigan
• Managerial Grid
• Empat Sistem Manajemen Likert


Teori Kontingensi atau Teori Situasional
• Resistensi atas teori kepemimpinan sebelumnya yang memberlakukan asas-asas umum untuk semua situasi
• Teori ini berpendapat bhw tidak ada satu jalan (kepemimpinan) terbaik untuk mengelola dan mengurus satu organisasi
Filosofi Teori
• Contingency Approach
Respon atau reaksi yang timbul berfokus pada pendapat bahwa dalam menghadapi situasi yang berbeda diperlukan perilaku atau gaya kepemimpinan yang berbeda
• Situational Approach
Perilaku atau gaya kepemimpinan harus sesuai dengan situasi yang dihadapi oleh seorang pemimpin

Model Kepemimpinan Kontingensi atau Situasional
• Model Kepemimpinan Situasional dari Fiedler
• Model Kepemimpinan Situasional Tiga Dimensi dari Reddin
• Model Kepemimpinan Situasional dari Tannenbaum dan Schmidt
• Model Kepemimpinan Situasional dari Hersey dan Blanchard










Sumber : http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=3&ved=0CCwQFjAC&url=http%3A%2F%2Finfolab.uns.ac.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2010%2F06%2F5a-kepemimpinanrevdes02.doc&rct=j&q=kepemimpinan&ei=uAnZTaPFOIrMrQe7_diABg&usg=AFQjCNGTIhtx0mPPtSuG0UzYW-gtV-R2wA&cad=rja
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=6&ved=0CEIQFjAF&url=http%3A%2F%2Fxa.yimg.com%2Fkq%2Fgroups%2F31414706%2F2027931724%2Fname%2FTEORI%2BKEPEMIMPINAN.ppt&rct=j&q=kepemimpinan&ei=iBDZTd3pIsborQfY5YT4BQ&usg=AFQjCNE5l-K-WSbCib4ttrlpe8YT1Gnevg&cad=rja

Jumat, 13 Mei 2011

tugas softskill dinamika dan organisasi 2

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI:

PENGERTIAN KOMUNIKASI:
Sebelum membahas pengertian komunikasi organisasi sebaiknya kita uraikan terminologi yang melekat pada konteks komunikasi organisasi, yaitu komunikasi dan organisasi. Komunikasi berasal dari bahasa latin “communis” atau ‘common” dalam Bahasa Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita berusaha untuk mencapai kesamaan makna, “commonness”. Atau dengan ungkapan yang lain, melalui komunikasi kita mencoba berbagi informasi, gagasan atau sikap kita dengan partisipan lainnya. Kendala utama dalam berkomunikasi adalah seringkali kita mempunyai makna yang berbeda terhadap lambang yang sama.

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok/organisasi itu selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan bawahan/karyawan. Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Kerja sama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial/kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.

Bila sasaran komunikasi dapat diterapkan dalam suatu organisasi baik organisasi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, maupun organisasi perusahaan, maka sasaran yang dituju pun akan beraneka ragam, tapi tujuan utamanya tentulah untuk mempersatukan individu-individu yang tergabung dalam organisasi tersebut. Berdasarkan sifat komunikasi dan jumlah komunikasi menurut Onong Uchyana Effendi, dalam bukunya “Dimensi-Dimensi Komunikasi” hal. 50, komunikasi dapat digolongkan ke dalam tiga kategori:

1. Komunikasi antar pribadi
Komunikasi ini penerapannya antara pribadi/individu dalam usaha menyampaikan informasi yang dimaksudkan untuk mencapai kesamaan pengertian, sehingga dengan demikian dapat tercapai keinginan bersama.
2. Komunikasi kelompok
Pada prinsipnya dalam melakukan suatu komunikasi yang ditekankan adalah faktor kelompok, sehingga komunikasi menjadi lebih luas. Dalam usaha menyampaikan informasi, komunikasi dalam kelompok tidak seperti komunikasi antar pribadi.


3. Komunikasi massa
Komunikasi massa dilakukan dengan melalui alat, yaitu media massa yang meliputi cetak dan elektronik.
Dalam melakukan komunikasi organisasi, Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss dalam Human Communication menguraikan adanya 3 (tiga) model dalam komunikasi:
1. Model komunikasi linier (one-way communication), dalam model ini komunikator memberikan suatu stimuli dan komunikan melakukan respon yang diharapkan tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi. Komunikasinya bersifat monolog.
2. Model komunikasi interaksional. Sebagai kelanjutan dari model yang pertama, pada tahap ini sudah terjadi feedback atau umpan balik. Komunikasi yang berlangsung bersifat dua arah dan ada dialog, di mana setiap partisipan memiliki peran ganda, dalam arti pada satu saat bertindak sebagai komunikator, pada saat yang lain bertindak sebagai komunikan.
3. Model komunikasi transaksional. Dalam model ini komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks hubungan (relationship) antara dua orang atau lebih. Pandangan ini menekankan bahwa semua perilaku adalah komunikatif. Tidak ada satupun yang tidak dapat dikomunikasikan.
Mengenai organisasi, salah satu defenisi menyebutkan bahwa organisasi merupakan suatu kumpulan atau sistem individual yang melalui suatu hirarki/jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan. Dari batasan tersebut dapat digambarkan bahwa dalam suatu organisasi mensyaratkan:
Adanya suatu jenjang jabatan ataupun kedudukan yang memungkinkan semua individu dalam organisasi tersebut memiliki perbedaan posisi yang jelas, seperti pimpinan, staff pimpinan dan karyawan.
Adanya pembagian kerja, dalam arti setiap orang dalam sebuah institusi baik yang komersial maupun sosial, memiliki satu bidang pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya.
Dengan landasan konsep-konsep komunikasi dan organisasi sebagaimana yang telah diuraikan, maka kita dapat memberi batasan tentang komunikasi dalam organisasi secara sederhana, yaitu komunikasi antarmanusia (human communication) yang terjadi dalam kontek organisasi. Atau dengan meminjam definisi dari Goldhaber, komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergabung satu sama lain (the flow of messages within a network of interdependent relationships).
Sebagaimana telah disebut terdahulu, bahwa arus komunikasi dalam organisasi meliputi komunikasi vertikal dan komunikasi horisontal. Masing-masing arus komunikasi tersebut mempunyai perbedaan fungsi yang sangat tegas. Ronald Adler dan George Rodman dalam buku Understanding Human Communication, mencoba menguraikan masing-masing, fungsi dari kedua arus komunikasi dalam organisasi tersebut sebagai berikut:
1. Downward communication, yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah:
a) Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction)
b) Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job retionnale)
c) Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices)
d) Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
2. Upward communication, yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah:
a) Penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan
b) Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan
c) Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan
d) Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
3. Horizontal communication, yaitu tindak komunikasi ini berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah:
a) Memperbaiki koordinasi tugas
b) Upaya pemecahan masalah
c) Saling berbagi informasi
d) Upaya pemecahan konflik
e) Membina hubungan melalui kegiatan bersama.



BAGAIMANA MENYALURKAN IDE? :

Melalui Proses Komunikasi
Pada tataran teoritis, paling tidak kita mengenal atau memahami komunikasi dari dua perspektif, yaitu:
Perspektif Kognitif. Komunikasi menurut Colin Cherry, yang mewakili perspektif kognitif adalah penggunaan lambang-lambang (symbols) untuk mencapai kesamaan makna atau berbagi informasi tentang satu objek atau kejadian. Informasi adalah sesuatu (fakta, opini, gagasan) dari satu partisipan kepada partisipan lain melalui penggunaan kata-kata atau lambang lainnya. Jika pesan yang disampaikan diterima secara akurat, receiver akan memiliki informasi yang sama seperti yang dimiliki sender, oleh karena itu tindak komunikasi telah terjadi.
Perspektif Perilaku. Menurut BF. Skinner dari perspektif perilaku memandang komunikasi sebagai perilaku verbal atau simbolik di mana sender berusaha mendapatkan satu efek yang dikehendakinya pada receiver. Masih dalam perspektif perilaku, FEX Dance menegaskan bahwa komunikasi adalah adanya satu respons melalui lambang-lambang verbal di mana simbol verbal tersebut bertindak sebagai stimuli untuk memperoleh respons. Kedua pengertian komunikasi yang disebut terakhir, mengacu pada hubungan stimulus respons antara sender dan receiver.
Setelah kita memahami pengertian komunikasi dari dua perspektif yang berbeda, kita mencoba melihat proses komunikasi dalam suatu organisasi. Menurut Jerry W. Koehler dan kawan-kawan, bagi suatu organisasi, perspektif perilaku dipandang lebih praktis karena komunikasi dalam organisasi bertujuan untuk mempengaruhi penerima (receiver). Satu respons khusus diharapkan oleh pengirim pesan (sender) dari setiap pesan yang disampaikannya. Ketika satu pesan mempunyai efek yang dikehendaki, bukan suatu persoalan apakah informasi yang disampaikan tersebut merupakan tindak berbagi informasi atau tidak.
Sekarang kita mencoba memahami proses komunikasi antarmanusia yang disajikan dalam suatu model berikut:
Proses komunikasi diawali oleh sumber (source) baik individu ataupun kelompok yang berusaha berkomunikasi dengan individu atau kelompok lain, sebagai berikut:

Langkah pertama yang dilakukan sumber adalah ideation yaitu penciptaan satu gagasan atau pemilihan seperangkat informasi untuk dikomunikasikan. Ideation ini merupakan landasan bagi suatu pesan yang akan disampaikan.
Langkah kedua dalam penciptaan suatu pesan adalah encoding, yaitu sumber menerjemahkan informasi atau gagasan dalam wujud kata-kaya, tanda-tanda atau lambang-lambang yang disengaja untuk menyampaikan informasi dan diharapkan mempunyai efek terhadap orang lain. Pesan atau message adalah alat-alat di mana sumber mengekspresikan gagasannya dalam bentuk bahasa lisan, bahasa tulisan ataupun perilaku nonverbal seperti bahasa isyarat, ekspresi wajah atau gambar-gambar.
Langkah ketiga dalam proses komunikasi adalah penyampaian pesan yang telah disandi (encode). Sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan cara berbicara, menulis, menggambar ataupun melalui suatu tindakan tertentu. Pada langkah ketiga ini, kita mengenal istilah channel atau saluran, yaitu alat-alat untuk menyampaikan suatu pesan. Saluran untuk komunikasi lisan adalah komunikasi tatap muka, radio dan telepon. Sedangkan saluran untuk komunikasi tertulis meliputi setiap materi yang tertulis ataupun sebuah media yang dapat mereproduksi kata-kata tertulis seperti: televisi, kaset, video atau OHP (overheadprojector). Sumber berusaha untuk mebebaskan saluran komunikasi dari gangguan ataupun hambatan, sehingga pesan dapat sampai kepada penerima seperti yang dikehendaki.
Langkah keempat, perhatian dialihkan kepada penerima pesan. Jika pesan itu bersifat lisan, maka penerima perlu menjadi seorang pendengar yang baik, karena jika penerima tidak mendengar, pesan tersebut akan hilang. Dalam proses ini, penerima melakukan decoding, yaitu memberikan penafsiran interpretasi terhadap pesan yang disampaikan kepadanya. Pemahaman (understanding) merupakan kunci untuk melakukan decoding dan hanya terjadi dalam pikiran penerima. Akhirnya penerimalah yang akan menentukan bagaimana memahami suatu pesan dan bagaimana pula memberikan respons terhadap pesan tersebut.
Proses terakhir dalam proses komunikasi adalah feedback atau umpan balik yang memungkinkan sumber mempertimbangkan kembali pesan yang telah disampaikannya kepada penerima. Respons atau umpan balik dari penerima terhadap pesan yang disampaikan sumber dapat berwujud kata-kata ataupun tindakan-tindakan tertentu. Penerima bisa mengabaikan pesan tersebut ataupun menyimpannya. Umpan balik inilah yang dapat dijadikan landasan untuk mengevaluasi efektivitas komunikasi.

Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu:
1. Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.
2. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini, yaitu:
Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of authority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada:
Keabsahan pimpinan dalam penyampaikan perintah.
Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi.
Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus sebagai pribadi.
Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.
Berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
Memahami Komunikasi dalam Organisasi
Gaya komunikasi atau communication style akan memberikan pengetahuan kepada kita tentang bagaimana perilaku orang-orang dalam suatu organisasi ketika mereka melaksanakan tindak berbagi informasi dan gagasan. Sementara pada pengaruh kekuasaan dalam organisasi, kita akan mengkaji jenis-jenis kekuasaan yang digunakan oleh orang-orang dalam tataran manajemen sewaktu mereka mencoba mempengaruhi kemampuan berkomunikasi dalam organsasi, kita akan diajak untuk memikirkan bagaimana mendefinisikan tujuan kita sehubungan dengan tugas dalam organisasi, bagaimana kita memilih orang yang tepat untuk diajak kerjasama dan bagaimana kita memilih saluran yang efektif untuk melaksanakan tugas tersebut.
Gaya Komunikasi. Gaya komunikasi (communication style) didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antarpribadi yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu (a specialized set of intexpersonal behaviors that are used in a given situation).
Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respon atau tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan, bergantung pada maksud dari pengirim (sender) dan harapan dari penerima (receiver).
Gaya Komunikasi yang akan kita pelajari adalah sbb:

1. The Controlling style
Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications.
Pihak-pihak yang memakai controlling style of communication ini, lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya mereka untuk berharap pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian untuk berbagi pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian pada umpan balik, kecuali jika umpan balik atau feedback tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Para komunikator satu arah tersebut tidak khawatir dengan pandangan negatif orang lain, tetapi justru berusaha menggunakan kewenangan dan kekuasaan untuk memaksa orang lain mematuhi pandangan-pandangannya.
Pesan-pesan yag berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha ‘menjual’ gagasan agar dibicarakan bersama namun lebih pada usaha menjelaskan kepada orang lain apa yang dilakukannya. The controlling style of communication ini sering dipakai untuk mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif, dan pada umumnya dalam bentuk kritik. Namun demkian, gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, tidak jarang bernada negatif sehingga menyebabkan orang lain memberi respons atau tanggapan yang negatif pula.

2. The Equalitarian style
Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way traffic of communication).
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama.
Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna kesamaan ini, adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina hubungan yang baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. The equalitarian style ini akan memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks. Gaya komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungnya tindakan share/berbagi informasi di antara para anggota dalam suatu organisasi.

3. The Structuring style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut.
Stogdill dan Coons dari The Bureau of Business Research of Ohio State University, menemukan dimensi dari kepemimpinan yang efektif, yang mereka beri nama Struktur Inisiasi atau Initiating Structure. Stogdill dan Coons menjelaskan mereka bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul.

4. The Dynamic style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau saleswomen).
Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah mestimulasi atau merangsang pekerja/karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik. Gaya komunikasi ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengatasi masalah yang kritis tersebut.

5. The Relinguishing style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.
Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan atau sender sedang bekerja sama dengan orang-orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya.

6. The Withdrawal style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.
Dalam deskripsi yang kongkrit adalah ketika seseorang mengatakan: “Saya tidak ingin dilibatkan dalam persoalan ini”. Pernyataan ini bermakna bahwa ia mencoba melepaskan diri dari tanggung jawab, tetapi juga mengindikasikan suatu keinginan untuk menghindari berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, gaya ini tidak layak dipakai dalam konteks komunikasi organisasi.
Gambaran umum yang diperoleh dari uraian di atas adalah bahwa the equalitarian style of communication merupakan gaya komunikasi yang ideal. Sementara tiga gaya komunikasi lainnya: structuring, dynamic dan relinguishing dapat digunakan secara strategis untuk menghasilkan efek yang bermanfaat bagi organisasi. Dan dua gaya komunikasi terakhir: controlling dan withdrawal mempunyai kecenderungan menghalangi berlangsungnya interaksi yang bermanfaat


HAMBATAN - HAMBATAN KOMUNIKASI:

Hambatan-Hambatan Komunikasi
Pada sebuah proses komunikasi yang terjadi terkadang kita juga akan mengalami banyak hambatan dalam berkomunikasi. Beberapa Hambatan Komunikasi adalah :
a. Hambatan sematik
Komunikasi yg disebabkan oleh fakor bahasa yg digunakan oleh para pelaku komunikasi
b. Hambatan mekanik
Komunikasi yang disebabkan oleh factor elektrik, mesin atau media lainnya
c. Hambatan antropologis
Hambatan yg disebabkan oleh perbedaan pada diri manusia
d. Hambatan psikologis
Hambatan yg disebabkan oleh factor kejiwaan .

tugas softskill dinamika dan orgnanisasi

senin, 18 April 2011
 TUGAS DINAMIKA ORGANISASI


DINAMIKA ORGANISASI

Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip.
Di dalam sebuah organisasi tentu akan terjadi suatu dinamika dimana menuntut perhatian pengurus dan anggotanya.


Dinamika organisasi yang harus dikelola secara cerdas dan konstruktif ialah terletak pada konflik yang sering timbul di suatu organisasi, karena dalam kenyataannya konflik tidak selamanya bersifat destruktif akan tetapi akan mampu meningkatkan produktifitas suatu organisasi apabila dapat di atasi dan dikelola dengan baik.
PENGERTIAN KONFLIK
Konflik biasanya timbul dalam organisasi sebagai hasil adanya masalah-masalah komunikasi, hubungan pribadi, atau struktur organisasi. Karakteristik-karakteristik kepribadian tertentu, seperti otoriter atau dogmatis juga dapat menimbulkan konflik.
Arti konflik banyak dikacaukan dengan banyaknya definisi dan konsepsi yang saling berbeda. Pada hakekatnya konfilk dapat didefinisikan sebagai segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua atau lebih pihak.
Konflik Organisasi (organizational conflict) adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya- sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan atau kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai dan persepsi.

JENIS DAN SUMBER KONFLIK:

JENIS-JENIS KONFLIK
Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :

1.Konflik dalam diri individu
Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan
yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
2.Konflik antar individu dalam organisasi yang sama
karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi
antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.
3.Konflik antar individu dan kelompok
seringkali berhubungan dengan cara individumenghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
4.Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama
Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasiorganisasi.Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja.
5.Konflik antar organisasi
konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.

SEBAB-SEBAB TIMBULNYA KONFLIK.
Setelah mengapa ada konflik, biasanya ada sumber-sumber yang menjadikan konflik tersebut muncul, secara umum biasanya terjadi karena tersebut dibawah ini:
1. Adanya aspirasi yang tidak ditampung.
2. Saling ketergantungan tugas.
3. Ketergantungan satu arah.
4. Ketidakpuasan, perasaan ketidakadilan.
5. Distorsi komunikasi.
6. Tidak ada pedoman.
7. Aturan yang kurang jelas.
8. Kurang transparannya beberapa hal.


STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK:

MENGENDALIKAN KONFLIK
Konflik agar tidak mengarah ke destruksi harus bisa dikendalikan, antara lain dengan cara sebagai berikut:
1. Harus sering mengadakan musyawarah.
2. Adanya komunikasi dua arah yang enak dan luwes.
3. Memberi keadilan pada semua lini.
4. Transparan dalam semua hal.
5. Ada pedoman yang jelas.
6. Ada aturan yang jelas.
7. Semua aspirasi dianggap penting dan dikomunikasikan


MOTIVASI:

TEORI MOTIVASI
Motivasi dapat diartikan sebagai faktor pendorong yang berasal dalam diri manusia, yang akan mempengaruhi cara bertindak seseorang. Dengan demikian, motivasi kerja akan berpengaruh terhadap performansi pekerja.Menurut Hilgard dan Atkinson, tidaklah mudah untuk menjelaskan motifasi sebab :1.Pernyataan motif antar orang adalah tidak sama, budaya yang berbeda akan menghasilkan ekspresi motif yang berbeda pula.2.Motif yang tidak sama dapat diwujudkan dalam berbagai prilaku yang tidak sama.3.Motif yang tidak sama dapat diekspresikan melalui prilaku yang sama.4.Motif dapat muncul dalam bentuk-bentuk prilaku yang sulit dijelaskan5.Suatu ekspresi prilaku dapat muncul sebagai perwujudan dari berbagai motif.Berikut ini dikemukakan huraian mengenai motif yang ada pada manusia sebagai factor pendorong dari prilaku manusia.

•Motif Kekuasaan
Merupakan kebutuhan manusia untuk memanipulasi manusia lain melalui keunggulan-keunggulan yang dimilikinya. Clelland menyimpulkan bahwa motif kekuasaan dapat berfifat negatif atau positif. Motif kekuasaan yang bersifat negatif berkaitan dengan kekuasaan seseorang. Sedangkan motif kekuasaan yang bersifat positif berkaitan dengan kekuasaan social (power yang dipergunakan untuk berpartisipasi dalam mencapai tujuan kelompok).

•Motif Berprestasi
Merupakan keinginan atau kehendak untuk menyelesaikan suatu tugas secara sempurna, atau sukses didalam situasi persaingan (Chelland). Menurut dia, setiap orang mempunyai kadar n Ach (needs for achievement) yang berlainan. Karakteristik seseorang yang mempunyai kadar n Ach yang tinggi (high achiever) adalah :1.Risiko moderat (Moderate Risks) adalah memilih suatu resiko secara moderat2.Umpan balik segera (Immediate Feedback) adalah cenderung memilih tugas yang segera dapat memberikan umpan balik mengenai kemajuan yang telah dicapai dalam mewujudkan tujuan, cenderung memilih tugas-tugas yang mempunyai criteria performansi yang spesifik.3.Kesempurnaan (accomplishment) adalah senang dalam pekerjaan yang dapat memberikan kepuasaan pada dirinya.4.Pemilihan tugas adalah menyelesaikan pekerjaan yang telah di pilih secara tuntas dengan usaha maiksimum sesuai dengan kemampuannya.

•Motif Untuk Bergabung
Menurut Schachter motif untuk bergabung dapat diartikan sebagai kebutuhan untuk berada bersama orang lain. Kesimpulan ini diperoleh oleh Schachter dari studinya yang mempelajari hubungan antara rasa takut dengan kebutuhan berafiliansi.
•Motif Keamanan (Security Motive)
Merupakan kebutuhan untuk melindungi diri dari hambatan atau gangguan yang akan mengancam keberadaannya. Di dalam sebuah perusahaan misalnya, salah satu cara untuk menjaga agar para karyawan merasa aman di hari tuanya kelak, adalah dengan memberikan jaminan hari tua, pesangon, asuransi, dan sebagainya.

•Motif Status (Status Motive)
Merupakan kebutuhan manusia untuk mencapai atau menduduki tingkatan tertentu di dalam sebuah kelompok, organisasi atau masyarakat. Parsons, seorang ahli sosiologi menyimpulkan adanya beberapa sumber status seseorang yaitu :1.Keanggotaan di dalam sebuah keluarga. Misalnya, seorang anggota keluarga yang memperoleh status yang tinggi oleh karena keluarga tersebut mempunyai status yang tinggi di lingkungannya.2.kualitas perseorangan yang termasuk dalam kualitas perseorangan antara lain karakteristik fisik, usia, jenis kelamin, kepribadian.3.Prestasi yang dicapai oleh seseorang dapat mempengaruhi statusnya. Misalnya, pekerja yang berpendidikan, berpengalaman, mempunyai gelar, dsb.4.Aspek materi dapat mempengaruhi status seseorang di dalam lingkungannya. Misalnya, jumlah kekayaan yang dimiliki oleh seseorang.5.Kekuasaan dan kekuatan (Autoriry and Power). Dalam suatu organisasi, individu yang memiliki kekuasaan atau kewenangan yang formal akan memperoleh status yang lebih tinggi.


TEORI MOTIVASI:

MOTIVASI/KESIMPULAN DALAM TEORI:
Kebiasaan selama ini dimana konflik ditempatkan dalam destructive zone perlu direformasi kedalam dinamis zone. Konflik yang bersifat positif harus dimanage secara cerdas, tepat dan profesional. Sehingga ada peningkatan performance dan dinamika organisasi. Akhirnya konflik bisa didesign sebagai “mesin” dinamika organisasi
Adanya konflik jangan dianggap sebagai suatu kemunduran tapi bisa dianggap sebagai dinamika organisasi dan juga agar organisasi tidak menjadi stagnan. Dan yang lebih penting lagi untuk belajar bersama dari adanya konflik tersebut, dengan konflik menjadikan anggota maju dalam berpikir, maju dalam wawasan, maju dalam wacana dan bisa menghargai beda pendapat. Dan yang terakhir agar organisasi bisa menjadi “hidup”.
Pelaku konflik tidak dianggap sebagai musuh, pelaku konflik jangan dianggap sebagai perusak organisasi tapi harus ditempatkan sebagai motor dinamika organisasi.


Sumber: WIKIPEDIA

Jumat, 25 Maret 2011

tugas softskill

STRUKTUR ORGANISASI MLM

Aplikasi Pohon Berakar dalam Sistem
Bisnis Multi-level Marketing di Indonesia

1)  Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung 40132
Abstract – Banyak sekali aplikasi dari bentuk
diagram yang telah kita pelajari dalam kuliah
Matematika Diskrit. Salah satunya adalah pohon
berakar. Tema makalah yang penulis susun ini
sangat berhubungan erat dalam dunia bisnis, yaitu
Multi-level marketing. Seperti apa keunggulan
sistem marketing dengan sistem graf berarah ini,
apa saja kekurangannya, dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan Multilevel Marketing akan
penulis bahas di bawah ini.
Kata Kunci: pohon berarah, graf berarah, multilevel, marketing.

1. PENDAHULUAN

Mari kita menyimak kembali pengertian Pohon
biasa dan pohon berakar dalam  mata kuliah
struktur diskrit. Pohon biasanya dipakai untuk
merepresentasikan data yang memiliki hirarkhi atau
susunan dan memiliki hubungan yang berarti,
misalnya silsilah keluarga, struktur organisasi,
susunan sebab akibat keputusan, dan lain-lain. Ada
dua hal yang menjadi syarat mutlak suatu graf
disebut sebagai pohon, yaitu terhubung dan tidak
mengandung sirkuit. Jadi dengan kata lain  pohon
biasa adalah graf tak berarah terhubung yang tidak
mengandung sirkuit. Sedangkan  pohon berakar
(rooted tree)  adalah pohon yang salah satu
simpulnya diperlakukan sebagai akar dan sisisisinya diberi arah sehingga menjadi graf berarah.
Gambar 1: 1 dan 2 pohon sedangkan 3 dan 4 bukan
Dalam dunia bisnis banyak juga aplikasi pohon
sebagai panduan struktur suatu organisasi, tetapi
yang paling menarik untuk diulas adalah sistem
multilevel marketing yang mendasarkan diri pada
bentuk pohon berakar. Mengapa dipilih pohon
berakar sebagai kuncinya? Seperti apa sistem
pemasaran ini?
Pemasaran bertingkat (multi-level marketing)
adalah sistem pemasaran yang memanfaatkan
konsumen sebagai tenaga penyalur secara langsung.
Di dalam sistem ini dikenal istilah  Promotor
(upline), yaitu anggota yang sudah mendapatkan
hak keanggotaan terlebih dahulu, sedangkan
Bawahan  (downline) adalah anggota baru yang
mendaftar atau direkrut oleh promotor. Pada
beberapa sistem tertentu, jenjang keanggotaan ini
dapat berubah apabila memenuhi suatu syarat
pembayaran atau pembelian, maupun jumlah
anggota tertentu. Harga barang di tingkat konsumen
adalah harga produksi ditambah komisi yang
menjadi hak konsumen karena secara tidak
langsung telah membantu kelancaran distribusi
Komisi yang diberikan dalam pemasaran berjenjang
dihitung berdasarkan banyaknya jasa distribusi
yang otomatis terjadi jika bawahan melakukan
pembelian barang. Promotor akan mendapatkan
bagian komisi tertentu sebagai bentuk balas jasa
atas perekrutan bawahan.
 
Bintang SL = promotor
Bintang 8  = downline
Gambar mobil = contoh komisi yang diperoleh promotor
Gambar 2: Bentuk Struktur pada Multilevel Marketing
2. STRUKTUR POHON DAN APLIKASI
2.1. Definisi Pohon & Hutan
Struktur pohon adalah sebuah cara untuk
menggambarkan sifat dari sebuah struktur secara
hirarki dengan sebuah bentuk grafik. Sruktur
bentuk seperti tree dinamakan "struktur
pohon" karena grafiknya agak menyerupai sebuah
pohon, meskipun tidak menutup kemungkinan
pohon ini digambarkan dari atas ke bawah sehingga
berbeda dengan pohon sesungguhnya. Definisi
pohon yang tertulis di diktat struktur diskrit adalah
graf tak-berarah terhubung yang tidak mengandung
sirkuit Dari definisi ini, terdapat dua sifat penting
yang terdapat pada pohon, yaitu terhubung dan
tidak mengandung sirkuit. Sebuah graf dikatakan
tidak memiliki  sirkuit apabila tidak ada suatu
lintasan yang mempunyai titik awal dan titik akhir
di simpul yang sama.
JikaG = (V,  E) adalah graf tak-berarah sederhana
dan jumlah simpulnya  n. Maka, semua pernyataan
di bawah ini adalah ekivalen:
1. G adalah pohon.
2. Setiap pasang simpul di dalam  G terhubung
dengan lintasan tunggal.
3. G terhubung dan memiliki m=n –1 buah sisi.
4. G  tidak memiliki sirkuit dan punya  m=n–1
buah sisi.
5. G tidak mengandung sirkuit dan penambahan
satu sisi pada graf akan membuat hanya satu
sirkuit.
6. G terhubung dan semua sisinya adalah
jembatan.
Sedangkan yang disebut hutan (forest) adalah
kumpulan dari pohon yang saling lepas, atau graf
tidak terhubung yang tidak mengandung sirkuit,
dan setiap komponen di dalam graf terhubung
tersebut adalah pohon.
Gambar 3: Hutan yang Terdiri dari 3 Pohon
2.2. Pohon Berakar dan Terminologinya
Pada kebanyakan beberapa aplikasi pohon, ada
sebuah urutan dan arah yang membuat suatu pohon
terlihat seperti pohon pada kehidupan nyata, yang
memiliki akar dan daun, pohon ini dinamakan
pohon berakar. Pengertian pohon berakar  (rooted
tree)  secara spesifik yaitu Pohon yang satu buah
simpulnya diperlakukan sebagai akar dan sisisisinya diberi arah sehingga menjadi graf berarah.
Pohon berakar memiliki arah anak panah yang
mengarah dari simpul  parent ke simpul  child.
 Pohon Berakar yang dihilangkan panahnya
Terminologi yang terdapat pada Pohon Berakar di
antaranya :
a. Anak (child atau  children) dan Orangtua
(parent)
Pada Gambar 4, Simpul b dikatakan anak simpul a
karena ada sisi dari simpul  a  ke b, sedangkan
simpul  b  sendiri juga dikatakan simpul orang tua
dari e dan f karena ada sisi dari simpul b ke e dan f.
b. Lintasan (path)
Lintasan dari simpul  a  ke  j  adalah jalan yang
ditempuh dari simpul  a ke simpul  j. Dengan kata
lain, yaitu jumlah sisi yang dilewati, dan lintasan
dari a-j = 3.
c. Keturunan (descendant) dan Leluhur
(ancestor)
Jika terdapat lintasan dari simpul  x  ke simpul  y
dalam suatu pohon, maka  x  adalah leluhur dari
simpul y dan y adalah keturunan dari simpul x.
d. Aras (level) atau Tingkat
Akar mempunyai aras = 0, sedangkan aras simpul
lainnya = 1 + panjang lintasan dari akar ke simpul
yang dituju.
e. Saudara Kandung (sibling)
Saudara kandung adalah simpul yang memiliki
jumlah aras yang sama tetapi berasal dari orang tua
yang berbeda, misalkan pada Gambar 4,  e adalah
saudara kandung f, tetapi bukan saudara kandung g
maupun h.
f. Upapohon (subtree)
Upapohon merupakan potongan bagian dari sebuah
pohon utuh yang masih memuat simpul-simpul di
bawahnya.
h. Simpul Dalam (internal nodes)
Simpul Dalam adalah simpul pada sebuah pohon
yang masih mempunyai anak, misalkan b, c, d, e, f,
g, dan k.
i. Daun (leaf)
Daun adalah simpul yang berderajat nol (tidak
mempunyai anak).
j. Tinggi (height) atau Kedalaman (depth)
Aras maksimum dari suatu pohon disebut sebagai
tinggi atau kedalaman pohon tersebut.

2.3.  Struktur Organisasi Pohon pada Umumnya
Struktur Organisasi akan selalu ditemui dalam
sebuah perusahaan atau organisasi pada umumnya.
Tidak hanya untuk perusahaan besar, tapi juga bagi
perusahaan kecil. Hal ini disampaikan juga oleh
seorang pengusaha bernama Bapak Danton
Prabawanto, S. Kd. Beliau berkata, ”Dulu saya
menganggap struktur organisasi hanya perlu
dimiliki oleh perusahaan atau organisasi besar,
mungkin hal ini juga menjadi pemikiran
kebanyakan para pengusaha pemula yang masih
dalam proses merintis bisnis dimana seolah Stuktur
Organisasi belum diperlukan saat ini. Pendapat saya
itu akhirnya harus dikesampingkan setelah saya
menjadi member ActionCoach, dalam suatu sesi
coaching yang saya ikuti akhirnya saya bisa
menemukan apa fungsi struktur organisasi dan
bagaimana struktur organisasi yang terlihat
sederhana, tidak terpakai atau sering kali
dikesampingkan itu ternyata sangat bermanfaat.”
Tiga fungsi utama penerapan Struktur Organisasi
Pohon dalam perusahaan, yaitu :
Pertama, menciptakan jalan kesuksesan untuk
bisnis kita, dengan memiliki Struktur Organisasi
kita telah memiliki target seperti apa posisi atau
jabatan kita dimasa mendatang.
Kedua, memudahkan  Human Approach untuk
pengembangan SDM, sebab dengan Struktur
Organisasi kita mampu melihat posisi – posisi mana
saja yang nantinya membutuhkan SDM dengan
kemampuan seperti apa, dan bagaimana. Struktur
Organisasi juga membantu kita untuk memutuskan
posisi apa yang masih memerlukan tambahan
personil, maupun posisi apa yang perlu dikurangi
jumlah personilnya dalam rangka efektivitas
produksi. Sekaligus sebagai “cambuk” bagi
pegawai kita untuk meningkatkan kualitas kerja
mereka sehingga mampu menjangkau posisi yang
lebih tinggi.
Ketiga, fungsi delegasi, dengan Struktur Organisasi
kita bisa dengan mudah memutuskan spesifikasi
fungsi pada setiap bagian pekerjaan, sekalipun
masih ada rangkap jabatan, tapi paling tidak
karyawan akan mengetahui pada posisi mana
mereka sedang bekerja dan mampu bekerja
maksimal pada bidangnya. Dengan adanya
spesialisasi pekerjaan, tiap-tiap karyawan bagian
akan memiliki suatu spesifikasi khusus pada bidang
tertentu, hal ini tentunya kana sangat bermanafaat
pada proses produksi dan profesionalitas pekerjaan
seseorang, dengan kata lain perusahaan kita akan
berkembang lebih cepat dibandingkan tanpa
strukur.
Bagi perusahaan kecil / usaha skala kecil, Struktur
Organisasi merupakan sesuatu yang Not Urgent But
Important, karena kita pun harus mampu mendidik
diri kita untuk bekerja dengan lebih terstruktur dan
terorganisir sebelum Struktur Organisasi menjadi
hal yang Urgent And Important.

2.4. Struktur pada Multi-Level Marketing
Multi-level marketing adalah jalur alternatif bagi
perusahaan untuk mendistribusikan produk dan
jasanya ke pasaran (jalur distribusi yang lain
termasuk supermarket, toko retail, door to door
sales dan lain-lain). Ada beberapa alasan suatu
perusahaan memilih untuk menerapkan sistem
Multi-Level Marketing ini :
1. Biaya advertising yang rendah
Tidak seperti perusahaan retail, perusahaan MLM
tidak perlu mengalokasikan dana yang besar dalam
advertising untuk menarik customer. Sebagai
penggantinya, dana dialihkan untuk memberikan
komisi bagi distributor untuk memasarkan produk
ke customer. Selain itu, perusahaan hanya perlu
memberikan komisi bagi distributor berdasarkan
hasil, yaitu dari persentasi dari produk yang terjual.
2. Biaya distribusi yang rendah
Typical distribusi melalui retail menggunakan
serangkaian regional, negara, kota, dan retailer
lokal untuk mendistribusikan barang-barang.
Masing-masing perlu mendapatkankeuntungan dan
melakukan mark up harga dari barang.
Jalur distribusi non MLM
manufacturer  Æ transporter  Æ wholesaler  Æ
retailer Æ advertisers Æ customers
Jalur distribusi MLM
manufacturer Æ representative Æ customer
3. Tingkat pertumbuhan usaha yang cepat
Perusahaan MLM yang diatur dengan baik bisa
berkembang dengan tingkat pertumbuhan 20%,
50%, bahkan 100% tiap bulan 4. Tim sales dan marketing yang termotivasi.
Ada banyak sekali produk yang membanjiri
pasaran. Dibutuhkan dana marketing yang besar
untuk bisa memperoleh tempat di customer. Selain
itu banyak produk yang membutuhkan penjelasan
yang rinci dibandingkan dengan yang dapat
dilakukan di iklan TV selama 30 detik.
Bagi perorangan, MLM bisa memberikan
kesempatan untuk mempunyai sumber penghasilan
tambahan yang jika disertai dengan kerja keras, bisa
menjadi sumber penghasilan yang cukup significant
karena ada suatu cirri khas kebanggaan MLM yang
disebut sebagai Aset.
Kesempatan juga lebih terbuka karena adanya suatu
struktur organisasi yang terbentuk secara sendirinya
sesuai pada point 2.2 yaitu sistem  rooted tree.
Sistem pohon berakar ini terbentuk tiap kali ada
anggota baru yang masuk dan menjadi daun baru
pada pohon yang lama. Apabila suatu simpul dalam
memiliki jumlah daun yang sesuai, secara otomatis
gradenya akan meningkat demikian pula dengan
komisi yang diperoleh. Komisi yang diterima selain
bergantung pada tingkat kita, juga biasanya
bergantung pada tiap anggota  downline atau daun
baru yang ditambahkan ke struktur pohon kita.
Semakin banyaknya simpul dalam yang terbentuk
tentu jumlah daun yang ada harus makin banyak
pula. Hal ini tentunya akan membuat suatu produk
perusahaan menjadi sangat popular dan mudah
tersebar luas ke seluruh pelosok negeri maupun
manca negara. Makin banyak masyarakat yang
mengenal produk yang di pasarkan, makin besar
pula kemungkinan daya jual dari produk yang kita
tawarkan.

2.5. Mengapa Memilih Multi-Level Marketing?
Sebagai manusia normal tentu kita memiliki impian
yang ingin kita capai suatu saat nanti kelak kita
sudah menjadi dewasa, impian tersebut misalnya
adalah :
• Memiliki perusahaan sendiri
• Penghasilan yang lebih besar
• Membahagiakan orang tua
• Memiliki rumah dan mobil baru
• Jalan-jalan ke luar negeri
• Menjalani masa pension dengan tenang
• Bebas waktu dan ikatan uang
• Pendidikan untuk anak
• Pengembangan diri
• Membantu orang lain / kegiatan sosial
• Dan sebagainya
Apabila kita menerapkan prinsip kerja dengan
menggunakan paradigma umum, berapa lama
waktu yang akan kita butuhkan untuk mampu
mencapai impian kita? Hal ini terbukti dengan
banyaknya pengangguran dan keluhan masyarakat
mengenai lapangan pekerjaan dan gaji yang sedikit
sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan hidup
mereka sendiri. Jika untuk kebutuhan hidup saja
kita tidak mampu mencukupi, bagaimana mungkin
kita mampu menyisihkan sebagian uang kita untuk
menggapai mimpi kita?
Untuk memperoleh kenaikan tingkat, kita
memerlukan minimal 3 child node di bawah kita
dengan bintang yang sama. Misalkan kita berasal
dari bintang 3, untuk dapat naik menjadi bintang 4,
kita harus memiliki minimal 3 child nodes bintang
3. Dan untuk naik ke bintang 5 nantinya kita juga
harus memiliki minimal 3 child nodes bintang 4,
begitu seterusnya. Pada waktu sebelumnya orangorang banyak menggunakan cara penambahan skew
left untuk mengejar omset, yaitu apabila kita
merekut anggota baru, kita akan meletakkannya
pada cabang daun terkiri hingga suatu batas tertentu
baru setelah itu berpindah ke cabang di sebelahnya.

Setelah mencapai batas yang kita inginkan misalkan
di sini kita tetapkan batas aras maksimumnya
kita
Daun
baruadalah 4, barulah kita berpindah cabang bila ingin
menambah daun yang baru.
Daun baru berikutnya juga tetap ditambahkan
ditempat yang arah yang sama.
Begitu seterusnya hingga mencapai batas tinggi
pohon yang dikehendaki, setelah itu baru kita
pindah lagi ke cabang yang baru. Sistem lama ini
memang akan berdampak tinggi pada sisi sosial
dengan mengenal tiap anggota  downlinenya, tapi
kurang efektif sebab sangat sulit mendeteksi
dimana lokasi daun terkiri yang belum mencapai
batas aras kita. Pengecekan harus dilakukan
ddengan masuk ke  Left(Node) dan memeriksa
arasnya lalu melakukan proses  AddDaunTerkiri
untuk aras yang belum maksimal, dan melakukan
AddCabang jika semua aras sudah maksimal.
Tetapi untungnya baru-baru ini ditemukan suatu
cara yang lebih efektif dalam melakukan
penambahan daun baru. Yaitu dengan metode
Multiply. Perkembangan setelah 12 bulan
Dari gambar di atas kita dapat melihat, hanya
dengan mengumpulkan 1 downline tiap bulan,
meletakkan pada cabang yang baru, dan
menerapkan hal yang sama pada anggota kita, kita
sudah menjadi bintang 8 pada bulan ke 12. Pohon
berakar yang terbentuk akan memudahkan kita
untuk mengatur di mana letak downline kita yang
membutuhkan bantuan dalam merekrut anggota.

Apabila kita membandingkan dengan struktur
organisasi pada pekerjaan lainnya, untuk
memperoleh kenaikan tingkat, kita memerlukan
promosi yang didasarkan pada kondisi perusahaan
dan dedikasi kita pada pekerjaan. Hal tersebut
tentunya tidak mudah, ditambah lagi sangat
terbatasnya tempat bagi seseorang yang ingin
memperoleh posisi tersebut. Sedangkan di sistem
MLM, kita memiliki peluang yang sangat lebar,
sebab di sini kita tidak akan dibatasi oleh jumlah
suatu jabatan dalam struktural organisasi. Setidaknya
ada empat paradigma yang dapat membuat seorang
wirausaha menjadi sukses atau superior di tingkat
persaingan usaha yang semakin ketat.
Pertama, seorang wirausaha harus mampu
memprediksi kemungkinan di masa mendatang.
Sebab, entrepreneur itu harus sarat ide-ide, seolah
hanya melihat peluang dan kepuasan pelanggan.
Sedangkan eksekutif, adalah seorang yang
senantiasa menyelesaikan masalah yang timbul di
perusahaan.
Paradigma kedua, fleksibilitas dari sang wirausaha.
Seorang entrepreneur harus bisa cepat
menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja
maupun lingkungan usaha. Hal ini diyakini akan
membawa perusahaan untuk terus bisa bertahan.
Ketiga,  rule of the game, harus dinamis dalam
mengantisipasi sebagala macam kemungkinan
sebagai kemampuan mengubah aturan main. Hal ini
berkaitan erat dengan inovasi atau penciptaan halhal baru dalam berbisnis. Perubahan sistim
pembayaran tariff telepon  selular dari pascabayar
ke prabayar merupakan contoh nyata perubahan
aturan main (rule of the games) yang sangat
antisipatif.
Paradigma keempat adalah kemampuan melakukan
perubahan dari aturan atau bentuk yang telah ada
sebelumnya. Inovasi yang kita buat dalam beberapa
masa ke depan akan selalu tertinggal. Kemampuan
memperbaharui produk dan aturan main inilah yang
dapat membuat seorang wirausaha menjadi
superior.
Tapi tunggu dulu, kenyataan lain mengungkap
bahwa kewirausahaan seorang entrepreneur saja
ternyata belum cukup. Sebab, tentu ada
keterbatasan-keterbasatan sang wirausaha itu
sendiri dalam menggelindingkan roda usahanya. Itu
sebabnya seorang wirausaha tidak boleh pelit dalam
menularkan (mentransformasikan) ilmu
entrepreneurshipnya kepada individu-individu di
setiap lini perusahaannya. Nah, ini yang disebut
dengan  intrapreneurship atau intrausaha. Sebab,
pada dasarnya, intrapreneurship adalah jiwa
wirausaha yang juga merupakan hal mutlak yang
harus dibangkitkan pada individu-individu dalam
suatu perusahaan.
Konon, intrapreneurship belakangan makin
berkembang saat perusahaan pusing tujuh keliling
memikirkan pesaing-pesaing barunya yang
memiliki sumber daya manusia dengan tingkat
entrepreneurship amat tnggi. Timbulnya fenomena
baru seperti ini, pada akhirnya memaksa perusahaan
untuk mentransformasikan jiwa wirausahanya
kepada individu-individu di organisasinya, kata
pakar pemasaran dari Universitas Indonesia Dr.
Rhenald Kasali. Kombinasi antara entrepreneurship
dan intrapreneurship inilah yang akan menjadi
kendaraan untuk mencapai tujuan secara optimal.
Jadi, ketika manajemen dianggap mati dan
digantikan kewirausaha, bukan berarti manajemen
tak diperlukan sama sekali. Manajemen tetap perlu,
dan sebagai jawabannya ada pada intrausaha. Jadi,
intrausaha merupakan kombinasi antara wirausaha
dengan manajemen, karena jiwa entrepreneur juga
tumbuh dari sebuah organisasi yang dijalankan
dengan mengadopsi manajemen sebagai sarana
mentransformasikannya. Memang, seperti kata
Rhenald, entrepreneurship wajib dimiliki setiap
pemimpin (leader) masa kini. Namun
entrepreneurship dapat diciptakan, bukan hanya
dilahirkan.
Karena itu, entrepreneur adalah seorang individu
yang terorganisasi dengan baik, bukan acak-acakan
dan tak ter struktur.