Aplikasi Pohon Berakar dalam Sistem
Bisnis Multi-level Marketing di Indonesia
1) Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung 40132
Abstract – Banyak sekali aplikasi dari bentuk
diagram yang telah kita pelajari dalam kuliah
Matematika Diskrit. Salah satunya adalah pohon
berakar. Tema makalah yang penulis susun ini
sangat berhubungan erat dalam dunia bisnis, yaitu
Multi-level marketing. Seperti apa keunggulan
sistem marketing dengan sistem graf berarah ini,
apa saja kekurangannya, dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan Multilevel Marketing akan
penulis bahas di bawah ini.
Kata Kunci: pohon berarah, graf berarah, multilevel, marketing.
1. PENDAHULUAN
Mari kita menyimak kembali pengertian Pohon
biasa dan pohon berakar dalam mata kuliah
struktur diskrit. Pohon biasanya dipakai untuk
merepresentasikan data yang memiliki hirarkhi atau
susunan dan memiliki hubungan yang berarti,
misalnya silsilah keluarga, struktur organisasi,
susunan sebab akibat keputusan, dan lain-lain. Ada
dua hal yang menjadi syarat mutlak suatu graf
disebut sebagai pohon, yaitu terhubung dan tidak
mengandung sirkuit. Jadi dengan kata lain pohon
biasa adalah graf tak berarah terhubung yang tidak
mengandung sirkuit. Sedangkan pohon berakar
(rooted tree) adalah pohon yang salah satu
simpulnya diperlakukan sebagai akar dan sisisisinya diberi arah sehingga menjadi graf berarah.
Gambar 1: 1 dan 2 pohon sedangkan 3 dan 4 bukan
Dalam dunia bisnis banyak juga aplikasi pohon
sebagai panduan struktur suatu organisasi, tetapi
yang paling menarik untuk diulas adalah sistem
multilevel marketing yang mendasarkan diri pada
bentuk pohon berakar. Mengapa dipilih pohon
berakar sebagai kuncinya? Seperti apa sistem
pemasaran ini?
Pemasaran bertingkat (multi-level marketing)
adalah sistem pemasaran yang memanfaatkan
konsumen sebagai tenaga penyalur secara langsung.
Di dalam sistem ini dikenal istilah Promotor
(upline), yaitu anggota yang sudah mendapatkan
hak keanggotaan terlebih dahulu, sedangkan
Bawahan (downline) adalah anggota baru yang
mendaftar atau direkrut oleh promotor. Pada
beberapa sistem tertentu, jenjang keanggotaan ini
dapat berubah apabila memenuhi suatu syarat
pembayaran atau pembelian, maupun jumlah
anggota tertentu. Harga barang di tingkat konsumen
adalah harga produksi ditambah komisi yang
menjadi hak konsumen karena secara tidak
langsung telah membantu kelancaran distribusi
Komisi yang diberikan dalam pemasaran berjenjang
dihitung berdasarkan banyaknya jasa distribusi
yang otomatis terjadi jika bawahan melakukan
pembelian barang. Promotor akan mendapatkan
bagian komisi tertentu sebagai bentuk balas jasa
atas perekrutan bawahan.
Bintang SL = promotor
Bintang 8 = downline
Gambar mobil = contoh komisi yang diperoleh promotor
Gambar 2: Bentuk Struktur pada Multilevel Marketing
2. STRUKTUR POHON DAN APLIKASI
2.1. Definisi Pohon & Hutan
Struktur pohon adalah sebuah cara untuk
menggambarkan sifat dari sebuah struktur secara
hirarki dengan sebuah bentuk grafik. Sruktur
bentuk seperti tree dinamakan "struktur
pohon" karena grafiknya agak menyerupai sebuah
pohon, meskipun tidak menutup kemungkinan
pohon ini digambarkan dari atas ke bawah sehingga
berbeda dengan pohon sesungguhnya. Definisi
pohon yang tertulis di diktat struktur diskrit adalah
graf tak-berarah terhubung yang tidak mengandung
sirkuit Dari definisi ini, terdapat dua sifat penting
yang terdapat pada pohon, yaitu terhubung dan
tidak mengandung sirkuit. Sebuah graf dikatakan
tidak memiliki sirkuit apabila tidak ada suatu
lintasan yang mempunyai titik awal dan titik akhir
di simpul yang sama.
JikaG = (V, E) adalah graf tak-berarah sederhana
dan jumlah simpulnya n. Maka, semua pernyataan
di bawah ini adalah ekivalen:
1. G adalah pohon.
2. Setiap pasang simpul di dalam G terhubung
dengan lintasan tunggal.
3. G terhubung dan memiliki m=n –1 buah sisi.
4. G tidak memiliki sirkuit dan punya m=n–1
buah sisi.
5. G tidak mengandung sirkuit dan penambahan
satu sisi pada graf akan membuat hanya satu
sirkuit.
6. G terhubung dan semua sisinya adalah
jembatan.
Sedangkan yang disebut hutan (forest) adalah
kumpulan dari pohon yang saling lepas, atau graf
tidak terhubung yang tidak mengandung sirkuit,
dan setiap komponen di dalam graf terhubung
tersebut adalah pohon.
Gambar 3: Hutan yang Terdiri dari 3 Pohon
2.2. Pohon Berakar dan Terminologinya
Pada kebanyakan beberapa aplikasi pohon, ada
sebuah urutan dan arah yang membuat suatu pohon
terlihat seperti pohon pada kehidupan nyata, yang
memiliki akar dan daun, pohon ini dinamakan
pohon berakar. Pengertian pohon berakar (rooted
tree) secara spesifik yaitu Pohon yang satu buah
simpulnya diperlakukan sebagai akar dan sisisisinya diberi arah sehingga menjadi graf berarah.
Pohon berakar memiliki arah anak panah yang
mengarah dari simpul parent ke simpul child.
Pohon Berakar yang dihilangkan panahnya
Terminologi yang terdapat pada Pohon Berakar di
antaranya :
a. Anak (child atau children) dan Orangtua
(parent)
Pada Gambar 4, Simpul b dikatakan anak simpul a
karena ada sisi dari simpul a ke b, sedangkan
simpul b sendiri juga dikatakan simpul orang tua
dari e dan f karena ada sisi dari simpul b ke e dan f.
b. Lintasan (path)
Lintasan dari simpul a ke j adalah jalan yang
ditempuh dari simpul a ke simpul j. Dengan kata
lain, yaitu jumlah sisi yang dilewati, dan lintasan
dari a-j = 3.
c. Keturunan (descendant) dan Leluhur
(ancestor)
Jika terdapat lintasan dari simpul x ke simpul y
dalam suatu pohon, maka x adalah leluhur dari
simpul y dan y adalah keturunan dari simpul x.
d. Aras (level) atau Tingkat
Akar mempunyai aras = 0, sedangkan aras simpul
lainnya = 1 + panjang lintasan dari akar ke simpul
yang dituju.
e. Saudara Kandung (sibling)
Saudara kandung adalah simpul yang memiliki
jumlah aras yang sama tetapi berasal dari orang tua
yang berbeda, misalkan pada Gambar 4, e adalah
saudara kandung f, tetapi bukan saudara kandung g
maupun h.
f. Upapohon (subtree)
Upapohon merupakan potongan bagian dari sebuah
pohon utuh yang masih memuat simpul-simpul di
bawahnya.
h. Simpul Dalam (internal nodes)
Simpul Dalam adalah simpul pada sebuah pohon
yang masih mempunyai anak, misalkan b, c, d, e, f,
g, dan k.
i. Daun (leaf)
Daun adalah simpul yang berderajat nol (tidak
mempunyai anak).
j. Tinggi (height) atau Kedalaman (depth)
Aras maksimum dari suatu pohon disebut sebagai
tinggi atau kedalaman pohon tersebut.
2.3. Struktur Organisasi Pohon pada Umumnya
Struktur Organisasi akan selalu ditemui dalam
sebuah perusahaan atau organisasi pada umumnya.
Tidak hanya untuk perusahaan besar, tapi juga bagi
perusahaan kecil. Hal ini disampaikan juga oleh
seorang pengusaha bernama Bapak Danton
Prabawanto, S. Kd. Beliau berkata, ”Dulu saya
menganggap struktur organisasi hanya perlu
dimiliki oleh perusahaan atau organisasi besar,
mungkin hal ini juga menjadi pemikiran
kebanyakan para pengusaha pemula yang masih
dalam proses merintis bisnis dimana seolah Stuktur
Organisasi belum diperlukan saat ini. Pendapat saya
itu akhirnya harus dikesampingkan setelah saya
menjadi member ActionCoach, dalam suatu sesi
coaching yang saya ikuti akhirnya saya bisa
menemukan apa fungsi struktur organisasi dan
bagaimana struktur organisasi yang terlihat
sederhana, tidak terpakai atau sering kali
dikesampingkan itu ternyata sangat bermanfaat.”
Tiga fungsi utama penerapan Struktur Organisasi
Pohon dalam perusahaan, yaitu :
Pertama, menciptakan jalan kesuksesan untuk
bisnis kita, dengan memiliki Struktur Organisasi
kita telah memiliki target seperti apa posisi atau
jabatan kita dimasa mendatang.
Kedua, memudahkan Human Approach untuk
pengembangan SDM, sebab dengan Struktur
Organisasi kita mampu melihat posisi – posisi mana
saja yang nantinya membutuhkan SDM dengan
kemampuan seperti apa, dan bagaimana. Struktur
Organisasi juga membantu kita untuk memutuskan
posisi apa yang masih memerlukan tambahan
personil, maupun posisi apa yang perlu dikurangi
jumlah personilnya dalam rangka efektivitas
produksi. Sekaligus sebagai “cambuk” bagi
pegawai kita untuk meningkatkan kualitas kerja
mereka sehingga mampu menjangkau posisi yang
lebih tinggi.
Ketiga, fungsi delegasi, dengan Struktur Organisasi
kita bisa dengan mudah memutuskan spesifikasi
fungsi pada setiap bagian pekerjaan, sekalipun
masih ada rangkap jabatan, tapi paling tidak
karyawan akan mengetahui pada posisi mana
mereka sedang bekerja dan mampu bekerja
maksimal pada bidangnya. Dengan adanya
spesialisasi pekerjaan, tiap-tiap karyawan bagian
akan memiliki suatu spesifikasi khusus pada bidang
tertentu, hal ini tentunya kana sangat bermanafaat
pada proses produksi dan profesionalitas pekerjaan
seseorang, dengan kata lain perusahaan kita akan
berkembang lebih cepat dibandingkan tanpa
strukur.
Bagi perusahaan kecil / usaha skala kecil, Struktur
Organisasi merupakan sesuatu yang Not Urgent But
Important, karena kita pun harus mampu mendidik
diri kita untuk bekerja dengan lebih terstruktur dan
terorganisir sebelum Struktur Organisasi menjadi
hal yang Urgent And Important.
2.4. Struktur pada Multi-Level Marketing
Multi-level marketing adalah jalur alternatif bagi
perusahaan untuk mendistribusikan produk dan
jasanya ke pasaran (jalur distribusi yang lain
termasuk supermarket, toko retail, door to door
sales dan lain-lain). Ada beberapa alasan suatu
perusahaan memilih untuk menerapkan sistem
Multi-Level Marketing ini :
1. Biaya advertising yang rendah
Tidak seperti perusahaan retail, perusahaan MLM
tidak perlu mengalokasikan dana yang besar dalam
advertising untuk menarik customer. Sebagai
penggantinya, dana dialihkan untuk memberikan
komisi bagi distributor untuk memasarkan produk
ke customer. Selain itu, perusahaan hanya perlu
memberikan komisi bagi distributor berdasarkan
hasil, yaitu dari persentasi dari produk yang terjual.
2. Biaya distribusi yang rendah
Typical distribusi melalui retail menggunakan
serangkaian regional, negara, kota, dan retailer
lokal untuk mendistribusikan barang-barang.
Masing-masing perlu mendapatkankeuntungan dan
melakukan mark up harga dari barang.
Jalur distribusi non MLM
manufacturer Æ transporter Æ wholesaler Æ
retailer Æ advertisers Æ customers
Jalur distribusi MLM
manufacturer Æ representative Æ customer
3. Tingkat pertumbuhan usaha yang cepat
Perusahaan MLM yang diatur dengan baik bisa
berkembang dengan tingkat pertumbuhan 20%,
50%, bahkan 100% tiap bulan 4. Tim sales dan marketing yang termotivasi.
Ada banyak sekali produk yang membanjiri
pasaran. Dibutuhkan dana marketing yang besar
untuk bisa memperoleh tempat di customer. Selain
itu banyak produk yang membutuhkan penjelasan
yang rinci dibandingkan dengan yang dapat
dilakukan di iklan TV selama 30 detik.
Bagi perorangan, MLM bisa memberikan
kesempatan untuk mempunyai sumber penghasilan
tambahan yang jika disertai dengan kerja keras, bisa
menjadi sumber penghasilan yang cukup significant
karena ada suatu cirri khas kebanggaan MLM yang
disebut sebagai Aset.
Kesempatan juga lebih terbuka karena adanya suatu
struktur organisasi yang terbentuk secara sendirinya
sesuai pada point 2.2 yaitu sistem rooted tree.
Sistem pohon berakar ini terbentuk tiap kali ada
anggota baru yang masuk dan menjadi daun baru
pada pohon yang lama. Apabila suatu simpul dalam
memiliki jumlah daun yang sesuai, secara otomatis
gradenya akan meningkat demikian pula dengan
komisi yang diperoleh. Komisi yang diterima selain
bergantung pada tingkat kita, juga biasanya
bergantung pada tiap anggota downline atau daun
baru yang ditambahkan ke struktur pohon kita.
Semakin banyaknya simpul dalam yang terbentuk
tentu jumlah daun yang ada harus makin banyak
pula. Hal ini tentunya akan membuat suatu produk
perusahaan menjadi sangat popular dan mudah
tersebar luas ke seluruh pelosok negeri maupun
manca negara. Makin banyak masyarakat yang
mengenal produk yang di pasarkan, makin besar
pula kemungkinan daya jual dari produk yang kita
tawarkan.
2.5. Mengapa Memilih Multi-Level Marketing?
Sebagai manusia normal tentu kita memiliki impian
yang ingin kita capai suatu saat nanti kelak kita
sudah menjadi dewasa, impian tersebut misalnya
adalah :
• Memiliki perusahaan sendiri
• Penghasilan yang lebih besar
• Membahagiakan orang tua
• Memiliki rumah dan mobil baru
• Jalan-jalan ke luar negeri
• Menjalani masa pension dengan tenang
• Bebas waktu dan ikatan uang
• Pendidikan untuk anak
• Pengembangan diri
• Membantu orang lain / kegiatan sosial
• Dan sebagainya
Apabila kita menerapkan prinsip kerja dengan
menggunakan paradigma umum, berapa lama
waktu yang akan kita butuhkan untuk mampu
mencapai impian kita? Hal ini terbukti dengan
banyaknya pengangguran dan keluhan masyarakat
mengenai lapangan pekerjaan dan gaji yang sedikit
sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan hidup
mereka sendiri. Jika untuk kebutuhan hidup saja
kita tidak mampu mencukupi, bagaimana mungkin
kita mampu menyisihkan sebagian uang kita untuk
menggapai mimpi kita?
Untuk memperoleh kenaikan tingkat, kita
memerlukan minimal 3 child node di bawah kita
dengan bintang yang sama. Misalkan kita berasal
dari bintang 3, untuk dapat naik menjadi bintang 4,
kita harus memiliki minimal 3 child nodes bintang
3. Dan untuk naik ke bintang 5 nantinya kita juga
harus memiliki minimal 3 child nodes bintang 4,
begitu seterusnya. Pada waktu sebelumnya orangorang banyak menggunakan cara penambahan skew
left untuk mengejar omset, yaitu apabila kita
merekut anggota baru, kita akan meletakkannya
pada cabang daun terkiri hingga suatu batas tertentu
baru setelah itu berpindah ke cabang di sebelahnya.
Setelah mencapai batas yang kita inginkan misalkan
di sini kita tetapkan batas aras maksimumnya
kita
Daun
baruadalah 4, barulah kita berpindah cabang bila ingin
menambah daun yang baru.
Daun baru berikutnya juga tetap ditambahkan
ditempat yang arah yang sama.
Begitu seterusnya hingga mencapai batas tinggi
pohon yang dikehendaki, setelah itu baru kita
pindah lagi ke cabang yang baru. Sistem lama ini
memang akan berdampak tinggi pada sisi sosial
dengan mengenal tiap anggota downlinenya, tapi
kurang efektif sebab sangat sulit mendeteksi
dimana lokasi daun terkiri yang belum mencapai
batas aras kita. Pengecekan harus dilakukan
ddengan masuk ke Left(Node) dan memeriksa
arasnya lalu melakukan proses AddDaunTerkiri
untuk aras yang belum maksimal, dan melakukan
AddCabang jika semua aras sudah maksimal.
Tetapi untungnya baru-baru ini ditemukan suatu
cara yang lebih efektif dalam melakukan
penambahan daun baru. Yaitu dengan metode
Multiply. Perkembangan setelah 12 bulan
Dari gambar di atas kita dapat melihat, hanya
dengan mengumpulkan 1 downline tiap bulan,
meletakkan pada cabang yang baru, dan
menerapkan hal yang sama pada anggota kita, kita
sudah menjadi bintang 8 pada bulan ke 12. Pohon
berakar yang terbentuk akan memudahkan kita
untuk mengatur di mana letak downline kita yang
membutuhkan bantuan dalam merekrut anggota.
Apabila kita membandingkan dengan struktur
organisasi pada pekerjaan lainnya, untuk
memperoleh kenaikan tingkat, kita memerlukan
promosi yang didasarkan pada kondisi perusahaan
dan dedikasi kita pada pekerjaan. Hal tersebut
tentunya tidak mudah, ditambah lagi sangat
terbatasnya tempat bagi seseorang yang ingin
memperoleh posisi tersebut. Sedangkan di sistem
MLM, kita memiliki peluang yang sangat lebar,
sebab di sini kita tidak akan dibatasi oleh jumlah
suatu jabatan dalam struktural organisasi. Setidaknya
ada empat paradigma yang dapat membuat seorang
wirausaha menjadi sukses atau superior di tingkat
persaingan usaha yang semakin ketat.
Pertama, seorang wirausaha harus mampu
memprediksi kemungkinan di masa mendatang.
Sebab, entrepreneur itu harus sarat ide-ide, seolah
hanya melihat peluang dan kepuasan pelanggan.
Sedangkan eksekutif, adalah seorang yang
senantiasa menyelesaikan masalah yang timbul di
perusahaan.
Paradigma kedua, fleksibilitas dari sang wirausaha.
Seorang entrepreneur harus bisa cepat
menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja
maupun lingkungan usaha. Hal ini diyakini akan
membawa perusahaan untuk terus bisa bertahan.
Ketiga, rule of the game, harus dinamis dalam
mengantisipasi sebagala macam kemungkinan
sebagai kemampuan mengubah aturan main. Hal ini
berkaitan erat dengan inovasi atau penciptaan halhal baru dalam berbisnis. Perubahan sistim
pembayaran tariff telepon selular dari pascabayar
ke prabayar merupakan contoh nyata perubahan
aturan main (rule of the games) yang sangat
antisipatif.
Paradigma keempat adalah kemampuan melakukan
perubahan dari aturan atau bentuk yang telah ada
sebelumnya. Inovasi yang kita buat dalam beberapa
masa ke depan akan selalu tertinggal. Kemampuan
memperbaharui produk dan aturan main inilah yang
dapat membuat seorang wirausaha menjadi
superior.
Tapi tunggu dulu, kenyataan lain mengungkap
bahwa kewirausahaan seorang entrepreneur saja
ternyata belum cukup. Sebab, tentu ada
keterbatasan-keterbasatan sang wirausaha itu
sendiri dalam menggelindingkan roda usahanya. Itu
sebabnya seorang wirausaha tidak boleh pelit dalam
menularkan (mentransformasikan) ilmu
entrepreneurshipnya kepada individu-individu di
setiap lini perusahaannya. Nah, ini yang disebut
dengan intrapreneurship atau intrausaha. Sebab,
pada dasarnya, intrapreneurship adalah jiwa
wirausaha yang juga merupakan hal mutlak yang
harus dibangkitkan pada individu-individu dalam
suatu perusahaan.
Konon, intrapreneurship belakangan makin
berkembang saat perusahaan pusing tujuh keliling
memikirkan pesaing-pesaing barunya yang
memiliki sumber daya manusia dengan tingkat
entrepreneurship amat tnggi. Timbulnya fenomena
baru seperti ini, pada akhirnya memaksa perusahaan
untuk mentransformasikan jiwa wirausahanya
kepada individu-individu di organisasinya, kata
pakar pemasaran dari Universitas Indonesia Dr.
Rhenald Kasali. Kombinasi antara entrepreneurship
dan intrapreneurship inilah yang akan menjadi
kendaraan untuk mencapai tujuan secara optimal.
Jadi, ketika manajemen dianggap mati dan
digantikan kewirausaha, bukan berarti manajemen
tak diperlukan sama sekali. Manajemen tetap perlu,
dan sebagai jawabannya ada pada intrausaha. Jadi,
intrausaha merupakan kombinasi antara wirausaha
dengan manajemen, karena jiwa entrepreneur juga
tumbuh dari sebuah organisasi yang dijalankan
dengan mengadopsi manajemen sebagai sarana
mentransformasikannya. Memang, seperti kata
Rhenald, entrepreneurship wajib dimiliki setiap
pemimpin (leader) masa kini. Namun
entrepreneurship dapat diciptakan, bukan hanya
dilahirkan.
Karena itu, entrepreneur adalah seorang individu
yang terorganisasi dengan baik, bukan acak-acakan
dan tak ter struktur.